Laman

Rabu, 30 Desember 2015

Tak Cukup Dengan 3 Shampo

Ternyata bukan cuman Dewa yang 19, sekarang umur gue juga 19. 19 adalah bilangan belasan terakhir, setelah itu gue akan melepaskan masa remaja gue. Tua itu pasti, tapi dewasa itu pilihan, gue enggak tahu definisi dewasa itu apa, dan cara menjadi dewasa seperti apa, sejauh ini gue cuman menikmati hidup, bukan mempelajarinya. Ketika kecil kita ingin jadi cepat dewasa, ketika dewasa kita ingin kembali ke masa kecil, hal ini cukup membingungkan gue, apakah umur yang tua harus menuntut kita untuk menjadi dewasa ? Akui saja, bersifat kekanak-kanakan memang salah, tapi menyenangkan bukan menjadi anak-anak? Hidup ini hanya sekali, kita tidak akan sempat mempelajarinya, kenapa enggak dinikmatin aja ? Menjadi dewasa enggak ada salahnya, bersifat kekanak-kanakan juga enggak ada salahnya, salah itu kalau lo enggak bisa menikmati hidup dengan menjadi diri lo sendiri, entah itu dengan kedewasaan lo atau dengan kekanak-kanakannya lo.

Tapi gue pribadi belajar untuk menjadi dewasa, bukan karena tuntutan usia, tapi memang sudah semestinya, gue udah terlalu letih bergelut dengan hirup pikuk dunia, saatnya belajar untuk menciptakan dunia gue sendiri, dunia yang baru dengan kehidupan yang baru, kehidupan yang lebih tenang tapi bukan diam, yang lembut tapi bukan lemah, yang tegas tapi tidak keras, tak mengalir apa adanya, tapi mengalir melawan arus, tak lagi berbaur, membentengi diri bukan menutupinya, lebih bijak dalam bertindak, lebih perlahan dalam berlisan.

30 Desember tepatnya hri ini gue berulang tahun, sebenarnya gue enggak terlalu suka merayakan ulang tahun gue, dikarenakan saat hari kelahiran gue ada sosok yang mengorbankan nyawa, menumpahkan darah, keringat dan air mata, hanya untuk melahirkan gue, rasanya enggak pantes aja kalau gue bersenang-senang di hari nyokap gue mati-matian melahirkan gue.

Tapi hari ini gue dapat kesan, bukan kejutan ya’ karena gue udah tahu rencana busuk mereka, jadi ini namanya kesan dari teman-teman sekelas gue. Awalnya gue enggak mau ke sekolah hari ini, karena pasti bakal terjadi hal-hal yang tak diinginkan akan menimpa gue, tapi karena hari ini bagi rapot mau enggak mau gue harus tetap berangkat sekolah. Gue berangkat dengan keadaan cuci muka aja enggak pakai mandi, karena bakal sia-sia ujung-ujungnya kotor juga dikarenakan ulah teman-teman gue, sebelum makai sarung, gue pakai celana jeans pendek dengan sabuk yang mengikat kuat celana gue agar senantiasa bertengger di pinggang gue karena gue takut ditelanjangin temen-temen gue, gue makai sarung dan baju koko yang paling jelek yang gue punya, karena gue enggak mau mengotori pakaian-pakaian bagus yang gue punya.

Tiba di sekolah muka-muka tanpa dosa menyambut gue, padahal gue yakin dalam hati mereka berkata “MAMPUS LO HARI INI !”, gue tetap keep calm dan berharap apa yang memenuhi benak gue saat itu enggak terjadi. Sayangnya kenyataan berkata lain, setelah Ustadz membagikan rapotnya dan meninggalkan kelas, gue yang berusaha kabur sudah dicegat sama seorang temen gue, sekarang hati gue yang ngomong “MAMPUS GUE HARI INI !”. Salah seorang temen gue melepas baju gue, ENGGAK ! Gue bukannya mau diperkosa ! Gue mau diceburin ke “kubangan coca-cola kedaluwarsa” (baca postingan coca-cola kedaluwarsa), karena gue enggak mau terjadi kekerasan, gue pasrah, gue lepasin sendiri pakaian gue, sampai yang tersisa cuman celana jeans pendek, gue menyeburkan diri gue sendiri ke kubangan terlaknat itu, seketika badan gue sudah bau sawah. Enggak cukup dengan diceburin, setelah gue keluar dari kubangan itu dan mencoba membersihkan diri gue, tiba-tiba #PLAK! Tangan temen gue mendarat di belakang kepala gue dengan kencangnya disertai dengan pecahnya 2 biji telor ayam,telornya enggak jadi masalah ya’ tapi sakitnya itu lo ! Enggak lama setelah itu taburan tepung terigu dilemparkan tepat ke arah muka gue, masuk ke telinga dan hidung, sekarang upil gue warnanya jadi putih. Setelah badan gue udah kayak adonan kue, tiba-tiba ada yang mengoleskan sambel di area dada gue, sialan gue jadi kayak bakwan ! Di saat semuanya gue pikir hampir berakhir, ternyata belum usai penderitaan gue, dua ember air rendaman buah mengkudu membasahi sekujur tubuh gue, saat itu yang gue rasakan selain basah dan bau adalah GATAL ! Beruntung siraman air mengkudu itu menjadi penderitaan terakhir yang gue dapatkan, setelah itu teman-teman gue pulang dan meninggalkan gue SENDIRIAN, saat itu gue merasa KOTOR ! Sebelum pulang gue harus terjun ke kubangan lagi untuk “membersihkan” tepung, telor dan sambal yang ada di sekujur tubuh gue, setelah itu gue langsung cabut pulang dengan garuk-garuk badan sepanjang jalan, di sepanjang jalan otak gue dipenuhi bayangan kamar mandi gue, rasanya enggak sabar lagi buat berdiri di bawah shower dan membersihkan diri gue yang gue sendiri jijik melihat dan menciumnya.

Sampai di rumah gue langsung melepas semua pakaian gue, dan berlari secepat waria yang kena razia, gue langsung menuju kamar mandi, menyalakan shower dan membersihkan diri. Gue sampai makai 3 macam shampo untuk membersihkan kepala gue, pertama gue makai shampo lifeboy punya orang satu rumah ternyata enggak ngaruh, kedua gue makai shampo metal punya gue pribadi juga enggak ngaruh, sampai gue makai shampo adek sepupu gue yang kemasannya ada gambar “Frozen” juga enggak ngaruh, ya udah gue pasrah ! Lalu berlanjut ke badan gue, gue makai seperempat botol sabun gue tapi badan gue tetap bau mengkudu, gue makai sabun om gue tetap baunya enggak hilang, gue makai sabun batangan, baunya hilang, tapi bau sabunnya yang hilang, bau mengkudunya tetap menyeruak ! Setelah setengah jam lebih di kamar mandi dan bau busuk yang lengket di tubuh gue tetap enggak mau hilang, gue pasrah menerima bau ini harus melekat pada tubuh gue.

Jujur gue enggak suka dengan hal ini, tapi kalau dilihat dari sisi lain, perhatian temen-temen gue atau mungkin emang karena enggak suka sama gue entahlah, mereka menyiapkan ini semua dengan sangat matang, mereka beli tepung sama telor padahal gue tahu mereka semua pada pelit, tapi mereka rela menyisihkan uang mereka hanya untuk melihat gue menderita hahaha, enggak hanya untuk merayakan hari ulang tahun gue, terimakasih buat teman-teman gue yang turut bahagia atas hari ulang tahun gue ini, God Bless You All..!!!

Selasa, 15 Desember 2015

Tips Nyontek (Bahkan buat yang enggak ulangan)

Setelah pulang hujan-hujanan dari pesantren, seolah memberi gue inspirasi untuk menulis. Karena ini adalah masa-masa ulangan tengah semester, jadi gue mau berbagi tips menyontek kepada kalian semua, pelajar-pelajar yang pingin pintar tapi malas belajar, tapi sebelumnya gue mau cerita dulu, gue juga lagi ulangan, mungkin lo pada heran, gue ulangan tapi bisa nulis postingan di blog, apakah gue pintar sehingga enggak perlu belajar ? Enggak ! Anggap aja gue ini santri paling bego di pesantren, dan “bego” itu adalah sebuah AIB yang bener-bener AIB, kalo kita kelihatan jelek, itu bisa dimaklum, tapi kalo udah kelihatan bego, malunya enggak ketolong. Gue emang bego, untungnya gue kreatif, ya’ Tuhan memang Maha Adil ! Kenapa gue dengan pede menyatakan kalau gue kreatif ?! Gue ambil contoh saat ulangan tadi, gue menjawab dengan kreatifitas, bukan dengan kecerdasan, misal tadi ada soal pelajaran “ushul tafsir” pelajaran yang membahas hal ihwal kitab Al-Qur’an, soalnya pakai bahasa Arab, untung gue enggak bego-bego amat, gue ngerti soalnya, tapi enggak tau jawabannya, ketidak tahuan gue ini memunculkan kreatifitas di otak gue, jadi tadi ada soal yang artinya kalu gue terjemahin “apa yang dimaksud dengan ayat faadhil ?” lalu soal selanjutnya “apa yang dimaksud dengan ayat mafdhul ?” gue tau “faadhil” itu artinya lebih dan “mafdhul” itu artinya dilebihkan, tapi gue enggak tahu itu ayat yang seperti apa, jadi gue jawab aja “faadhil adalah ayat yang lebih afdhol dari ayat mafdhul” soal selanjutnya ya’ gue jawab “mafdhul adalah ayat yang tidak lebih afdhol dari ayat faadhil”, lalu setelahnya ada lagi soal yang kalau gue terjemahin artinya “kenapa haram membaca Al-Qur’an dengan bahasa selain bahasa Arab ?” ya gue jawab aja “karena enggak boleh” bener kan ? Emang enggak tepat jawaban kayak gitu, tapi enggak bisa disalahkan, paling enggak gue dapat nilai setengah untuk satu jawaban gue.

Setelah semua soal gue jawab dengan jawaban yang “kreatif” tadi, dengan pedenya gue ngumpul lembar ulangan gue ke meja Ustadz, saat itu gue yang pertama kali ngumpul, setelah ngumpul lembar ulangan gue, gue duduk kembali. Tepat saat pantat gue baru menyentuh ubin (sekolahnya enggak pakai kursi), Ustadz lalu membaca sebuah soal “kenapa haram membaca Al-Qur’an dengan bahasa selain bahasa Arab ? Karena enggak boleh” rupanya Ustadz baca lembar ulangan gue, beliau baca sambil ketawa yang juga disambut tawa oleh peserta-peserta ulangan yang sekelas sama gue, ya’ sekarang semua orang jadi lebih tau kalo gue bego, makanya lo baca blog ini enggak bakalan bikin lo jadi pinter.

Orang bego kok ngasih tips nyontek ? Kalo gue pinter bukan tips nyontek yang gue kasih, tapi les private yang gue kasih ! Oke gue mulai tipsnya yang gue dapat dari pengalaman dan berbagai sumber :

1. Kalo lo anak pesantren dan soal ulangan lo pakai bahasa Arab semua, mau nulis di paha atau kaki takut dosa, TENANG !!! Gue pernah nulis semua mandi-mandi sunnah di betis gue, pakai huruf latin bro ! Ribet amat hidup lo ! Tapi sebelumnya gue saranin buat nyukur bulu kaki dulu, takutnya enggak kebaca saat eksekusi.

2. Kalo lo bukan anak pesantren dan gelisah, bingung mencari cara yang sangat amat aman dalam menyontek, sekali lagi gue bilang TENANG !!! Ambillah kertas selembar, lalu tulis bahan contekan yang kiranya lo perlukan, tulis dengan menggunakan BAHASA ARAB, lo bisa dengan leluasa membuka contekan lo, dan saat lo ketahuan pengawas, bilang aja kalau itu adalah DO’A SEBELUM ULANGAN.

3. Kalalu lo punya cukup nyali, lo bisa lakukan cara ini, letakkan contekan di tempat yang tidak dicurigai pengawasnya, misalkan di jidad pengawasnya, kalo pengawasnya botak kayak Mario Teguh, kalau pengawasnya enggak botak ya udah, itu derita lo !

4. Buat cewek yang biasa bikin contekan di paha, itu terlalu bahaya ! Sebab bukti sulit dihilangkan apabila lo ketahuan nyontek, jadi tulislah contekan di paha temen lo, biar saat ketahuan nyontek, lo bisa nyalahin temen lo ! Licik ? Tapi hidup memang kejam !

5. Buat cowok yang juga mau ikut-ikutan nulis contekan di paha tapi enggak bisa karena susah liat contekannya dikarenakan cowok makai celana, TENANG !!! Lo datang aja ke sekolah pakai sarung, kalo lo ditanya pengawasnya kenapa makai sarung, bilang aja “SUNATAN SAYA BELUM KERING PAK !”

Kayaknya tips nomor 5 udah cukup lucu buat jadi ending tips ngaco dari gue ini, gue kasih tau lo semua ya’ dan renungi kata-kata gue “menyontek itu salah ! Kenapa kita menyontek ?! Karena fakta di lapangan, yang dipandang selalu nilai, bukan akhlaq” bukan begitu ? (ada pesan moralnya, gokil !)

Minggu, 06 Desember 2015

"BERAKHIRNYA MASA JOMBLO"

Tepatnya pada tanggal 19 November kemaren, saat sebentar lagi adzan isya berkumandang, gue melepaskan status jomblo gue yang sudah gue pegang selama 3 kali ramadhan, 3 kali lebaran, 3 kali 17’an, gue sudah melalui masa-masa ngenes gue sebagai seorang jomblo, masa di mana semua cewek-cewek mengucilkan gue, bahkan menganggap kalo gue ini enggak pernah ada, setiap gue nge’chat cewek selalu enggak dapat balasan, pun dapat balasan, cuek mampus ! Ngajak kenalan kayak mau ngajak terjun ke jurang, susahnya setengah mati ! Ya’ gue bukannya enggak mau usaha ya’, tapi kalo cewek udah enggak “open” ya’ gue mundur. Gue tipikal orang yang pesimis, gue selalu menasehati diri gue “sadar diri sebelum percaya diri”, jadi gue enggak akan berusaha lebih untuk mendapatkan cewek yang emang udah enggak “open” sama gue, karena sikap cewek-cewek yang gue gebet selama menjomblo ini sudah membentuk karakter baru di dalam diri gue, gue jadi kuper, minder, gue merasa gue ini hina banget, enggak ada yang menginginkan gue, itulah kesimpulan yang bisa gue ambil dari sikap cewek-cewek terhormat yang penuh dengan kemuliaan yang selama ini gue gebet tapi ujung-ujungnya gagal jadian.

Dari banyaknya pengalaman gagal jadian itu enggak satupun penyebab gagalnya adalah karena gue ditolak, enggak pernah, selalu hal-hal lain yang enggak biasa. Dulu gue pernah nge’gebet cewek, si doi baik banget sama gue, selalu nasehatin gue segala macam, bahkan dia duluan yang mengungkapkan perasaannya, dia bilang kalau dia sayang sama gue, tapi dia enggak mau pacaran, entah apa maksudnya, tapi itu membuat gue berhenti untuk mengharapkannya, karena enggak cuman cewek, cowok juga butuh kepastian, gue enggak mau sayang-sayangan tanpa ada kejelasan suatu hubungan.

Pernah juga gue deket sama seorang cewek, gue jatuh cinta sama cewek ini, dia ramah banget sama gue, dia ngerti banget sama gue, kami punya banyak kesamaan, terutama pada selera musik. Awal gue deket sama dia, waktu itu dia nulis sebait lirik dari lagu “Gun and Roses” di status BBM’nya, gue yang kaget melihat ada cewek cantik berhijab, tapi dengernya lagu-lagu rock classic, gue langsung tertarik, dari situ gue PDKT lewat BBM selama beberapa minggu sampai pada akhirnya gue mau ngajak ketemuan, lalu dia bilang “Maaf, bukannya sok alim, tapi aku menghindari banget pertemuan sama cowok” gue langsung lemes ketika dia bilang gitu, diajak ketemuan aja enggak mau, apalagi pacaran, lagi-lagi gue harus mundur.

Dan yang paling tragis adalah waktu gue deket sama seorang cewek, gue kenal dia dari facebook, tapi dia tahu banyak kehidupan nyata gue, gue selalu kirim-kiriman message sama dia, orangnya lucu, mudah menerima lawakan-lawakan gue yang ringan, lama sudah masa PDKT, ternyata dia duluan yang nembak gue. Dulu gue pernah ngomong ke dia “cewek itu kayak ujian nasional, lembar jawaban dibagi, tapi lembar soal enggak dibagi, tapi tetap harus dijawab” saat itu gue cerita ke dia soal cewek yang enggak mau ngomong perasaannya ke cowoknya, tapi nuntut cowoknya harus mengerti dia, lah masalahnya aja enggak tahu, gimana mau ngerti kan ?. Waktu itu gue curhat ke cewek ini, tentang susahnya dapetin cewek, dia bilang “ada kok cewek yang mau sama lo” gue membantah perkataannya, tapi dia bilang “ada kok, gue mau kok jadi pacar lo, lo mau enggak jadi pacar gue” saat itu gue rada enggak percaya dia ngomong kayak gitu, lalu dia bilang lagi “gue udah ngasih lembar soal nih, sekarang gampang kan lo ngejawabnya”, saat itu gue nolak dia, karena enggak lama setelah itu dia bakal pindah ke luar kota, dan jujur gue orang yang sangat tidak sanggup dengan LDR, gue tipikal orang yang enggak bisa jauh dari orang yang gue sayang, dulu gue pernah nangis di rumah pacar gue(yang sekarang udah jadi mantan) di hadapan teman-temannya, cuman gara-gara dia mau pergi ke pantai, lebay ? Bisa dibilang gitu, tapi segitulah kemampuan hati gue, yang selalu kalah dengan “jarak”, dan cewek yang nembak gue itu sekarang udah nikah dan hidup bahagia selamanha.

Hingga pada akhirnya, gue bertemu dengan seorang cewek, Nisa Ramadhayanti, orang yang suka baca-baca blog gue, kali ini namanya malah mengisi blog gue, terlebih lagi mengisi hati gue. Dia emang enggak bisa mengatasi masalah gue yang lagi “susah” buat nulis, tapi kehadirannya bisa membuat hati gue jatuh cinta lagi, dan itu indah banget.

Setelah PDKT dengannya beberapa lama, pada akhirnya gue memutuskan untuk mengakhiri masa PDKT ini. Waktu itu malam jum’at, harusnya dia pergi ke pengajian, tapi gue tetap ngotot buat ngajak dia ketemuan, dan dia menerima ajakan gue. Malam sebelumnya gue udah nyiapkan puisi yang bakal gue kasih buat nembak dia, esoknya setelah pulang sekolah gue ke percetakan buat nyetak puisi yang gue buat kemaren, persis pas gue nyampe malah mati lampu, gue tungguin setelah beberapa jam lampu enggak nyala, gue putuskan buat nge’Gym dan pulangnya baru gue cetak puisinya, gue nyetak puisinya karena tulisan gue enggak lebih bagus dari tulisan anak SD, gue enggak mau gara-gara tulisan tangan gue, moment nembak gue jadi rusak gara-gara cewek gue enggak bisa baca tulisan gue.

Malam pun tiba, gue siap-siap dari jam 6 sore, selesai sholat maghrib gue langsung berangkat. Sesampainya di rumah makan yang kebetulan bersebrangan dengan masjid tempat cewek gue pengajian. Waktu itu dia nungguin di depan masjid dan minta gue untuk menjemputnnya karena dia enggak berani nyebrang, gue pun menjemputnya dan cuman melihat dia dari jauh, karena pakaian gue saat itu enggak membaur dengan orang-orang yang pergi ke masjid, dari jauh gue udah bisa mengenal atau lebih tepatnya merasakan kalau itu adalah dia memakai baju berwarna kuning dan pada bagian tangannya berwarna putih senada dengan kerudung yang dia kenakan, padahal sebelumnya gue nggak pernah ketemu dia sama sekali, tapi gue memberanikan diri untuk melambaikan tangan gue agar dia menghampiri gue, dan ternyata emang benar kalau itu dia. Saat nyebrang gue rada ragu buat menggandeng tangannya, tapi hati gue berusaha banget buat melindungi dan menjaganya.Saat sudah di rumah makan, gue pun duduk berhadapan dengan dia, gue mesan makanan, waktu itu 2 ayam goreng dan 2 es teh, sambil menunggu makanan, gue ngobrol banyak ke dia, dia selalu menertawakan apa yang guebicarakan, dan gue terus menerus ngelucu di hadapannya supaya gue selalu bisa melihat senyumannya, dan gue mau nunjukkin betapa mudahnya gue buat membahagiakan dia. Saat selesai makan, gue kasih puisi yang udah gue cetak tadi, puisi itu gue masukin ke dalam kotak panjang berwarna putih yang gue hias dengan pita berwarna pink menyala, lalu dia buka kotaknya dan dia baca. Kertas yang berisi puisi itu menutupi seluruh mukanya, sehingga gue enggak bisa melihat seperti apa ekspresinya saat membaca puisi gue, cukup lama kertas itu menutupi mukanya, gue yakin dia udah selelsai membaca, tapi dia menutupi mukanya untuk memikirkan sesuatu, memikirkan jawaban apa yang harus dia beri ke gue, atau memikirkan habis ini dia harus ngomong apa. Kertas itu lalu dia pegang ke samping sehingga terlihatlah matanya yang berbinar karena ada air mata yang tertahan di sana, walau begitu dia tetap tersenyum sambil menanyakan baris terakhir puisi gue yang berisi sebuah pertanyaan “Bersediakah engkau ?” dia nanya “Ini maksudnya apa ? Bersediakah engkau terus tanda tanya” lalu gue bilang “kamu pasti ngerti yang ku maksud”, lalu dia bilang “jawabannya mau sekarang atau kapan ?”, “gue enggak tahu umur gue sampai kapan” sahut gue, lalu dia bilang “nanti jawabannya pas udah nyebrangkan aku ke masjid”, saat itu gue mikir bakalan ditolak, karena kalau dia nolak gue saat itu udah pasti gue enggak bakal nyebrangkan dia. Karena udah adzan isya, gue menyudahi pertemuan kami, gue bayar makan ke kasir, setelah itu gue nyebrangkan dia, kali ini gue beranikan diri gandeng tangannya, karena gue merasa saat itu bakal ditolak, ya kalau enggak jadi pacarnya setidaknya gue pernah genggam tangannya, pas udah sampai di sebrang gue nanya ke dia “jadi gimana jawabannya ?” dan enggak gue sangka, dia menerima gue, gue pun memutuskan untuk pulang setelah tos ala Bay Max dan Hiro dan dia ketawa dengan hal itu.Kehidupan memang unik, orang yang biasa baca blog gue, sekarang jadi bagian dalam tulisan blog gue, jadi bagian dari hidup gue, bagian dari diri gue, bagian dari kebahagiaan gue.